
Dinkes Jayawijaya Tangani 795 Kasus TBC Selama 2024
Dinkes Jayawijaya menangani 795 kasus tuberkulosis (TBC) sepanjang tahun 2024. Angka ini menunjukkan bahwa penyakit tersebut masih menjadi masalah kesehatan serius di wilayah Papua. Oleh karena itu, Dinkes terus berupaya menekan angka penyebaran dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini serta pengobatan yang tepat.
Upaya Penanganan dan Pencegahan
Untuk mengatasi tingginya kasus TBC, Dinkes Jayawijaya melakukan berbagai langkah strategis. Pertama, mereka mengintensifkan deteksi dini melalui pemeriksaan di puskesmas dan pos pelayanan kesehatan. Kedua, program penemuan kasus aktif dilakukan dengan mendatangi kelompok berisiko tinggi, seperti keluarga pasien TBC dan warga di lingkungan padat penduduk. Selain itu, edukasi mengenai gejala TBC dan pentingnya pengobatan rutin terus diberikan melalui kampanye kesehatan masyarakat.
“Kami memastikan pasien mendapatkan pendampingan agar mereka menyelesaikan pengobatan. Hal ini sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan penyebaran lebih luas,
Dinkes juga menggandeng kader kesehatan desa dan organisasi masyarakat untuk meningkatkan sosialisasi dan membantu pasien yang mengalami kendala dalam mengakses layanan kesehatan.
Kendala dalam Pengobatan
Meski program berjalan, beberapa tantangan masih dihadapi. Salah satu kendala utama adalah pasien yang berhenti berobat setelah merasa lebih baik. Padahal, terapi TBC harus dijalani selama enam bulan tanpa putus agar benar-benar sembuh.
Selain itu, akses ke layanan kesehatan di daerah terpencil masih menjadi hambatan. Banyak warga yang harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan pengobatan. Untuk mengatasinya, Dinkes bekerja sama dengan tenaga medis desa agar pasien tetap mendapatkan obat dan pemantauan secara berkala.
Imbauan untuk Masyarakat
Dinkes mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap gejala TBC. Batuk berkepanjangan, berat badan turun drastis, keringat malam berlebihan, dan mudah lelah adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai. Jika mengalami gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pemerintah juga mengimbau warga untuk menjaga pola hidup sehat, memperbaiki ventilasi rumah, dan tidak berbagi alat makan atau minum dengan orang lain untuk mengurangi risiko penularan. Dengan upaya pencegahan yang lebih masif dan kesadaran masyarakat yang meningkat, diharapkan angka kasus TBC di Jayawijaya dapat terus menurun di tahun-tahun mendatang.