Puluhan Hektar Tambak di Bima Rusak

Puluhan Hektar Puluhan hektar tambak milik warga di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dilaporkan rusak akibat cuaca ekstrem dan banjir rob yang melanda kawasan pesisir dalam beberapa hari terakhir. Kerusakan ini menyebabkan kerugian besar bagi para petambak, terutama menjelang masa panen.

Banjir Rob dan Gelombang Tinggi Jadi Pemicu

Berdasarkan keterangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima, air laut naik secara tiba-tiba dan menghantam tanggul tambak di beberapa kecamatan pesisir. Akibatnya, air asin menggenangi lahan budidaya udang dan bandeng milik warga.

“Kondisinya cukup parah. Gelombang tinggi dan banjir rob menyebabkan sekitar 60 hektar tambak rusak di Kecamatan Woha dan Sape,” ujar Kepala Dinas, Ridwan Latif, Rabu (29/5/2025).

Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Sebagai akibat dari peristiwa ini, para petambak mengalami kerugian besar. Banyak dari mereka kehilangan benih, pakan, serta hasil panen yang seharusnya siap dijual dalam waktu dekat. Total kerugian ditaksir mencapai lebih dari Rp500 juta.

“Sebagian petambak bahkan baru saja menebar benih. Jadi bukan hanya panen gagal, tapi modal mereka juga habis,” jelas Ridwan.

Petambak Minta Bantuan dan Perbaikan Infrastruktur

Warga berharap pemerintah segera turun tangan. Mereka meminta bantuan pemulihan, termasuk perbaikan tanggul dan dukungan bibit serta pakan untuk bisa memulai kembali usaha tambaknya.

“Kami mohon ada bantuan secepatnya. Kalau tidak, kami tidak bisa lagi melanjutkan usaha tambak tahun ini,” keluh Ahmad, salah satu petambak di Desa Bajo.

Pemerintah Akan Lakukan Pendataan dan Tindak Lanjut

Menanggapi hal ini, Pemkab Bima menyatakan akan segera melakukan pendataan kerusakan secara menyeluruh. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat juga akan ditempuh guna mendapatkan bantuan tanggap darurat.

“Kami bergerak cepat. Tim dari dinas terkait sudah turun ke lapangan untuk mendata dan menyiapkan laporan kebutuhan bantuan,” kata Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri.

Perubahan Iklim Jadi Tantangan Serius

Para ahli menyebut kejadian ini sebagai dampak nyata dari perubahan iklim yang menyebabkan naiknya permukaan air laut dan cuaca ekstrem. Oleh karena itu, dibutuhkan kebijakan jangka panjang untuk memperkuat ketahanan wilayah pesisir.

“Tambak-tambak tradisional sangat rentan. Ke depan, perlu ada perencanaan ruang yang lebih adaptif terhadap iklim,” kata pakar lingkungan dari Universitas Mataram, Dr. Sulaiman.